BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Telah kita ketahui bersama bahwa
sebenarnya tidak ada suatu ilmu pengetahuan pun yang bersifat umum dalam arti
tanpa berhubungan atau tanpa mendapatkan bantuan dari ilmu pengetahuan lainnya.
Sebenarnya, ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan itu saling melengkapi, saling
mengisi kekurangan-kekurangan yang ada di dalamnya dan saling terkait satu
dengan yang lainnya.[1]
Demikian pula halnya dengan
Psikologi Dakwah. Psikologi Dakwah sebagai gabungan dari Psikologi dan Dakwah
yang masing-masing mempunyai objek pembahasan sendiri-sendiri yang berbeda,
maka Psikologi Dakwah juga mempunyai objek pembahasan sendiri, baik material
maupun formalnya. Secara otonom psikologi dakwah mempunyai teori serta
prinsip-prinsip dan sudut pandangan secara khusus yang berbeda dengan ilmu-ilmu
yang lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah
pengertian dan Objek psikologi dakwah ?
2. Apasajakah
ruang lingkup dan pembahasan dalam psikologi dakwah ?
3. Metode –
metode apa sajakah yang digunakan dalam psikologi dakwah ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
DAN OBJEK PSIKOLOGI DAKWAH
Objek artinya sasaran, hal, perkara atau orang
yang menjadi pokok pembicaraan. Objek merupakan syarat mutlak di dalam suatu
ilmu pengetahuan, justru karena objek inilah yang akan menentukan
langkah-langkah lebih lanjut dalam pengupasan masalahnya atau objeklah yang
akan membatasi persoalannya. Tanpa objek tertentu yang akan menjadi pokok
pembicaraan, dapatlah dipastikan bahwa tidak ada pembahasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi keilmuannya. Seperti apa yang telah disinggung
di atas bahwa Psikologi Dakwah merupakan perpaduan dari dua disiplin ilmu yang
berbeda. Maka untuk memberi pengertian tentang objek psikologi dakwah ini, kita
coba terlebih dahulu untuk meletakkan dasar pertemuan dengan jalan meminjam
data dari kedua lapangan ilmu pengetahuan tersebut kemudian atas dasar itu maka
kita dapat menemukan objek pembahasan tersendiri. Gambaran objek psikologi
Dakwah :
ID = Ilmu Dakwah
P = Psikologi
PD = Psikologi Dakwah
X = Titik temu keduanya.
P = Psikologi
PD = Psikologi Dakwah
X = Titik temu keduanya.
Dari gambar tersebut diatas menunjukkan bahwa Psikologi Dakwah meletakkan dasar pertemuan dengan jalan meminjam lapangan yang ada pada kedua bidang ilmu itu, kemudian atas dasar itu maka Psikologi Dakwah menemukan prinsipnya sendiri. Walau demikian tidaklah dapat dikatakan bahwa Psikologi Dakwah semata-mata merupakan percobaan untuk membawa bersama dua pendekatan yang berbeda itu terhadap studi ten-tang manusia. Sebaliknya Psikologi Dakwah mempunyai pokok pembahasan yang khusus, pandangan yang khas dan menentukan sendiri rumusan-rumusannya. Dengan demikian Psikologi Dakwah merupakan interdisipliner yang mempunyai objek pembahasan tersendiri.
Objek Material Psikologi adalah Manusia sebagai makhluk yang berjiwa. Objek Material Dakwah ialah Manusia sebagai makhluk yang ber-Ketuhanan. Jadi, Objek Material Psikologi Dakwah yaitu Manusia sebagai objek psikologi dan sebagai sasaran dakwah.
Objek
Formal Psikologi adalah Tingkah laku manusia sebagai
pernyataan gejala-gejala jiwanya. Objek Formal Dakwah ialah Manusia (individu,
keluarga, kelompok, kaum, masyarakat) untuk diarahkan ke jalan Tuhannya. Jadi,
Objek Formal Psikologi Dakwah yaitu Manusia dengan segala tingkah laku¬nya yang
terlibat dalam proses kegiatan dakwah.[2]
B.
RUANG
LINGKUP DALAM PSIKOLOGI DAKWAH
Pengertian Psikologi Dakwah Psikologi
dakwah merupakan cabang pengetahuan baru yang merupakan gabungan antara kajian
psikologi dengan ilmu dakwah. Psikologi dakwah juga pada hakikatnya merupakan
bagian dari psikologi islam, karena dalam psikologi dakwah, landasan yang
digunakan sama dengan yang digunakan dalam psikologi islam, yaitu alqur’an dan
Hadis. Oleh karena itu, untuk mempermudah pemahaman tentang psikologi dakwah
maka perlu diketahui pengertian psikologi dan dakwah secara sendiri-sendiri.
Secara sederhana psikologi sering disebut sebagai ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia yang merupakan gejala dari jiwanya. Sedangkan definisi yang lebih
terperinci menyebutkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku lahiriah manusia dengan menggunakan metode observasi secara
objektif, seperti terhadap rangsang (stimulus) dan jawaban (respon) yang
menimbulkan tingkah laku. Menurut Syaikh Ali Mahfudz, dakwah adalah mendorong
(memotivasi) manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk,
memerintahkan mereka berbuat ma’ruf dan mencegahnya dari perbuatan munkar agar
mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Psikologi dakwah ialah ilmu
pengetahuan yang bertugas mempelajari atau membahas tentang segala gejala hidup
kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah. Psikologi dakwah
juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku
manusia yang merupakan cerminan hidup kejiwaannya untuk diajak kepada
pengalaman ajaran-ajaran islam demi kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di
akhirat. Dalam referensi lain dijelaskan bahwa psikologi dakwah ialah ilmu yang
berusaha menguraikan, meramalkan dan mengendalikan tingkah laku manusia yang
terkait dalam proses dakwah. Psikologi dakwah berusaha menyingkap apa yang
tersembunyi dibalik perilaku manusia yang terlibat dalam dakwah, dan
selanjutnya menggunakan pengetahuan itu untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan
dari dakwah itu.[3]
Psikologi
Dakwah merupakan kesatuan analisis terhadap tingkah laku manusia melalui
pendekatan psikologis dan dawatologis yang interdisipliner. Sebagai pembahasan
yang mem-pedomani psikologi, maka psikologi dakwah ini termasuk di dalam ruang
lingkup pembicaraan Psikologi Teoretis Khusus, dan juga dalam Psikologi Praktis
Aplikatif. Sebagai pembahasan yang memijaki ilmu dakwah, maka psikologi dakwah
ini termasuk di dalam skop (scope) pembicaraan Metode Dakwah. Untuk
menggambarkan ruang lingkup pembahasan psikologi dakwah secara khusus maka
dapatlah dijelaskan sekurang-kurangnya meliputi:
1. Pengertian dan objek Psikologi Dakwah
2. Pembahasan tentang Psikologi
3. Beberapa Aspek Dakwah
4. Manusia dan Tingkah Lakunya
5. Tujuan Psikologi Dakwah
6. Esensi Psikologi Dakwah
7. Metode Dakwah yang Efektif[4]
Memperhatikan ruang lingkup pembahasan tersebut di atas, maka psikologi dakwah mempunyai tugas untuk memberikan kepada kita suatu pengertian tentang pentingnya memahami tingkah laku manusia, bagaimana meramalkannya serta mengontrolnya. Pusat perhatian psikologi terhadap proses dakwah sekurang-kurangnya meliputi empat hal:
1. Pengertian dan objek Psikologi Dakwah
2. Pembahasan tentang Psikologi
3. Beberapa Aspek Dakwah
4. Manusia dan Tingkah Lakunya
5. Tujuan Psikologi Dakwah
6. Esensi Psikologi Dakwah
7. Metode Dakwah yang Efektif[4]
Memperhatikan ruang lingkup pembahasan tersebut di atas, maka psikologi dakwah mempunyai tugas untuk memberikan kepada kita suatu pengertian tentang pentingnya memahami tingkah laku manusia, bagaimana meramalkannya serta mengontrolnya. Pusat perhatian psikologi terhadap proses dakwah sekurang-kurangnya meliputi empat hal:
1.
Analisa terhadap seluruh komponen yang terlibat
dalam proses dakwah.
2.
Bagaimana pesan dakwah menjadi stimulus yang
menjadi respon mad’u.
3.
Bagaimana proses penerimaan pesan dakwah oleh
mad’u, factor-faktor apa (personal dan situasional) yang mempengaruhinya.
4.
Bagaimana dakwah dapat dilakukan secara
persuasive, yaitu proses mempengaruhi dan mengendalikan perilaku mad’u dengan
pendekatan psikologis atau dengan menggunakan cara berfikir dan cara merasa
mad’u.[5]
C. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian akan dilaksanakan.
Metode penelitian ini sering dikacaukan dengan prosedur penelitian atau teknik
penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal tersebut saling berhubungan
dan sulit dibedakan.
Metode penelitian membicarakan megenai tata cara pelaksanaan
penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan
dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, metode
penelitian melingkupi prosedur penelitian dan teknik penelitian.
a.
Contoh metode penelitian :
Apabila dalam sebuah penelitian, yang dibicarakan adalah
pelaksanaan percobaan di lapangan, di mana dalam penentuan plot, pertama-tama
dilakukan pembagian daerah menjadi beberapa blok, kemudian setiap blok dibagi
lagi dan seterusnya, maka yang dibicarakan adalah prosedur penelitian. Jika,
yang dibicarakan adalah penggunaan interview atau wawancara sebagai alat
pengumpulan data, maka yang dibicarakan adalah teknik penelitian. Jika yang
dibicarakan adalah bagaimana penelitian dilakukan, yaitu dengan prosedur dan
alat bagaimana suatu penelitian dilakukan, maka yang dibicarakan adalah metode
penelitian.
Jadi, dalam metode penelitian ini tercakup prosedur penelitian dan
teknik penelitian.
b. Jenis Jenis Metode Penelitian
Jenis jenis metode penelitian terkait dengan jenis penelitiannya
sendiri sebagai berikut.
1. Metode Historis
Metode historis
merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode historis
bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan
mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan
fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan, seringkali dalam hubungan
hipotesis tertentu. Dengan metode historis, seorang ilmuwan sosial peneliti historis
yaitu orang yang mengajukan pertanyaan terbuka mengenai peristiwa masa lalu dan
menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam bentuk paradigma
penjelasan.
Dengan demikian,
penelitian dengan metode historis merupakan penelitian yang kritis terhadap
keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang
secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber sejarah serta
interprestasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
2. Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan
salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif
bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan
gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan
praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan
apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar
dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang
akan datang.
Dengan demikian
metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis
fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini
bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja menjabarkan
(analitis), akan tetapi juga memadukan. Bukan saja melakukan klasifikasi,
tetapi juga organisasi. Metode penelitian deskriptif pada hakikatnya adalah
mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini menitikberatkan pada observasi
dan suasana alamiah.
3. Metode Korelasional
Metode
korelasional merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
korelasional merupakan kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif,
data dihimpun, disusun secara sistematis, faktual dan cermat, namun tidak
dijelaskan hubungan diantara variabel, tidak melakukan uji hipotesis atau
prediksi. Pada metode korelasional, hubungan antara variabel dteliti dan
dijelaskan. Hubungan yang dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode
korelasional mencari hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti.
Tujuan metode
korelasi yaitu untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu vektor yang
berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya. Jika pada metode ini, hanya dua
variabel yang dihubungkan, maka disebut korelasi sederhana dan jika lebih dari
dua variabel dihubungkan disebut korelasi berganda. Pada metode ini, pencarian
hubungan (korelasi) antara dua variabel menggunakan koefisiesn korelasi atau
koefisien determinasi.
4. Metode Eksperimental
Metode
eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti
memanipulasi variabel dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini
variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang
mungkin mempengaruhi dapat dihilangkan.
Metode
eksperimental bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan
memanipulasikan satu atau lebih variabel, pada satu atau lebih kelompok
eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak
mengalami manipulasi. Manipulasi adalah mengubah secara sistematis sifat-sifat
atau nilai-nilai variabel bebas. Kontrol merupakan kunci metode eksperimental,
sebab tanpa kontrol manipulasi dan observasi akan menghasilkan data yang
meragukan.
5. Metode Kuasi Eksperimental
Metode kuasi eksperimental
merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode kuasai
eksperimental hampir menyerupai metode ekperimental, hanya pada metode ini,
peneliti tidak dapat mengatur sekehendak hati variabel bebasnya.
Metode kuasi eksperimental mempunyai dua ciri, yaitu sebagai
berikut :
(1) peneliti tidak mampu meletakkan subjek secara random pada
kelompok eksperimental atau kelompok kontrol. Yang dapat dilakukan peneliti
adalah mencari kelompok subjek yang diterpa variabel bebas dan kelompok lain
yang tidak mengalami variabel bebas.
(2) Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada
siapa saja yang dikendakinya.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Objek
psikologi dakwah adalah manusia dengan segala tingkah lakunya yang
terlibat dalam proses dakwah..
2.
Ruang
lingkup psikologi dakwah adalah:
a.
Pengertian dan objek
Psikologi Dakwah
b.
Pembahasan tentang
Psikologi
c.
Beberapa Aspek Dakwah
d.
Manusia dan Tingkah
Lakunya
e.
Tujuan Psikologi Dakwah
f.
Esensi Psikologi Dakwah
g.
Metode
Dakwah yang Efektif
3.
Metode-metode
penelitian : metode historis, metode deskriptis, metode korelasional, metode
eksperimental, metode kuasi eksperimenal.
B.
Daftar
Pustaka
-
http://www.pengertianpakar.com/2015/06/pengertian-metode-penelitian-jenis-dan-contohnya.html diakses pada Kamis, 18 Agustus 2016 M (05.30 WIB)
-
http://nurisfm.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-dan-objek-psikologi-dakwah.html diakses pada Kamis, 18 Agustus 2016 M (05.30 WIB)
-
http://www.kompasiana.com/sangpermata/pengertian-dan-ruang-lingkup-psikologi-dakwah_551021bd813311d738bc617d diakss pada kamis, 18 Agustus 2016 M (0530WIB)
[1] http://nurisfm.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-dan-objek-psikologi-dakwah.html
diakses pada tanggal Kamis, 18 Agustus 2016 M(05.30 WIB)
[2] http://nurisfm.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-dan-objek-psikologi-dakwah.html
diakses pada Kamis, 18 Agustus 2016 (05.30)
[3] http://www.kompasiana.com/sangpermata/pengertian-dan-ruang-lingkup-psikologi-dakwah_551021bd813311d738bc617d
diakses pada Kamis, 18 Agustus 2016 M (0530 WIB)
[4] http://nurisfm.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-dan-objek-psikologi-dakwah.html
diakses pada Kamis, 18 Agustus 2016 M (05.30 WIB)
[5] http://www.kompasiana.com/sangpermata/pengertian-dan-ruang-lingkup-psikologi-dakwah_551021bd813311d738bc617d
diakss pada kamis, 18 Agustus 2016 M (0530WIB)
[6] http://www.pengertianpakar.com/2015/06/pengertian-metode-penelitian-jenis-dan-contohnya.html
diakses pada Kamis, 18 Agustus 2016 M (05.30 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar